NEW YORK (Berita SuaraMedia) – Pervez Musharraf mempertanyakan peranan India di Afghanstan. Mantan presiden Pakistan tersebut menuding India berusaha menciptakan "sebuah negara Afghanistan yang anti-Pakistan" guna menciptakan masalah di Pakistan.
"Jika saya boleh berkata dengan amat, amat jujur, peranan India di Afghanistan adalah menciptakan sebuah negara Afghanistan yang anti-Pakistan," kata Musharraf saat berbicara di dewan hubungan luar negeri.
"Ini amat jelas bagi saya. Ada sejumlah konsulat (India) di Kandahar dan Jalalabad.. yang sebenarnya terlibat dalam menciptakan kerusuhan di Pakistan. Mereka tidak punya peranan lain," tambahnya.
Musharraf kemudian bertanya, "Mengapa konsulat-konsulat itu tidak ada di tempat lain di utara, menghadap ke Uzbekistan dan Tajikistan?"
Musharraf, yang memutuskan pulang ke Pakistan untuk turut bersaing dalam pemilihan 2013, juga mengecam kritikan terhadap cara Pakistan menangani teror. Ia mengatakan, tanggung jawab atas terjadinya kegagalan sama-sama terletak pada pasukan AS dan Afghanistan.
Musharraf mengatakan bahwa India mengirimkan teroris dari Afghanistan ke Provinsi Baluchistan, sebelah barat daya Pakistan.
Menurut Musharraf, mereka memasuki Pakistan dari daerah-daerah perbatasan dengan Afghanistan.
"Mengapa tanggung jawab kedatangan mereka ke Pakistan bukan menjadi salah pasukan Afghanistan, AS, dan koalisi?" tanya Musharraf.
"(Tanggung jawab) seharusnya dibagi rata, setidaknya 50 – 50," kata Musharraf.
Saat ini, Musharraf tengah berada di AS untuk mencari dukungan terhadap upayanya kembali bermain di kancah politik bersama partai barunya, Liga Muslim Seluruh Pakistan.
Pernyataan Musharraf disampaikan saat Baluchistan dilanda kekerasan selama beberapa tahun terakhir.
Ratusan orang tewas sejak terjadi kerusuhan pada tahun 2004. Para pemberontak menuntut otonomi politik dan pembagian keuntungan yang lebih besar dari sumber daya minyak, gas, dan mineral di daerah tersebut.
Mantan pemimpin Pakistan tersebut juga menyuarakan kekecewaannya terkait keputusan Presiden Barack Obama yang tidak mampir di Pakistan di sela-sela kunjungannya baru-baru ini ke India.
Dalam sebuah laporan baru-baru ini di Washington Post, disebutkan bahwa pembatalan tersebut mengakibatkan ketegangan di antara para pejabat pemerintahan di Islamabad. Hal itu memantik kekhawatiran bahwa kunjungan presiden AS tersebut berpotensi merusak keseimbangan kekuatan yang amat rapuh antara dua negara tetangga yang sama-sama bersenjata nuklir itu.
Mantan penguasa militer tersebut kemudian mengumumkan keptusannya untuk turut berpartisipasi pada pemilihan umum Pakistan berikutnya di tahun 2013 mendatang.
Musharraf sebelumnya mengatakan bahwa dukungan terhadap peranan militer di negara itu merupakan satu-satunya hal yang membantu untuk mengatasi permasalahan yang melanda Pakistan saat ini.
Mantan presiden berusia 67 tahun itu menetap di Inggris dan AS sejak ia dipaksa turun dari jabatannya.
Saat masih menjadi pemimpin militer, Musharraf menggulingkan perdana menteri Pakistan kala itu, Nawaz Sharif, dalam aksi kudeta tahun 1999 dan menjadi presiden pada tahun 2001.
Musharraf mundur dari jabatannya di tengah hujan protes dan upaya pemakzulan pada tahun 208, tujuh tahun setelah ia mulai menjabat.